Cerita mesum ini dimulai di sebuah rumah sederhana yang dikelilingi oleh suasana malam yang sunyi. Angin malam yang dingin berhembus pelan, menyapu dedaunan di halaman rumah, menciptakan melodi lembut yang menemani malam. Dalam ruang tamu yang temaram, Dinda duduk seorang diri di sofa. Di tangan kirinya, ia memegang ponsel, sementara di tangan kanannya terdapat secangkir teh hangat yang hampir habis.
Dinda memandangi layar ponselnya, menunggu pesan atau telepon dari seseorang yang sudah lama ia rindukan. Perasaan cemas dan harapan bercampur, menunggu kabar darinya. Dalam kesunyian malam itu, hatinya berdebar dengan rasa yang tak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata.
Kedatangan yang Membawa Kehangatan
Beberapa menit kemudian, suara motor terdengar mendekat, mengiringi langkah Dinda menuju pintu. Aditya, pria yang menjadi teman dekatnya, akhirnya tiba. Setelah mengetuk pintu, Dinda segera membukanya dengan senyuman hangat.
“Udah lama nunggu?” tanya Dinda dengan nada sedikit menggoda, sembari memberikan tatapan lembut kepada Aditya yang berdiri di ambang pintu. Aditya tersenyum kecil. “Macet, tadi,” jawabnya sambil melepas jaket kulit yang dikenakan.
Dinda hanya tersenyum mendengar jawabannya. Keberadaan Aditya di sana memberikan rasa tenang yang tak bisa ia pungkiri. Aroma parfum khas Aditya memenuhi ruangan, menambah rasa nyaman yang ia rasakan. Mereka berjalan menuju sofa dan duduk berdampingan. Suasana semakin hangat meskipun cuaca di luar begitu dingin.
Percakapan yang Menggoda
Percakapan ringan mengalir antara mereka. Dari mulai pekerjaan, hingga kenangan masa lalu yang mengundang tawa. Namun, seiring berjalannya waktu, topik pembicaraan mulai berubah. Dinda, yang biasanya ceria, kini menatap Aditya dengan mata yang penuh makna. Ia merasakan sesuatu yang lebih, sesuatu yang sudah lama terpendam.
“Aku sering memikirkan kamu,” ujar Dinda tiba-tiba, dengan suara pelan namun penuh perasaan. Aditya terdiam sejenak. Wajahnya memerah, tetapi ia berusaha untuk tetap tenang. Dinda bisa merasakan ketegangan di udara. Ada sesuatu yang berbeda malam itu.
Aditya mendekatkan tubuhnya ke arah Dinda. Jarak mereka semakin kecil. “Aku juga,” jawab Aditya dengan suara yang hampir tak terdengar. Sentuhan pertama terasa begitu nyata ketika jemari mereka saling bersentuhan. Keheningan di antara mereka semakin terasa. Mereka saling menatap, seolah waktu berhenti sejenak.
Baca Juga Kumpulan Novel Dewasa Gratis: Cerita Eksebionis: Rahasia Malam di Gym Tante Rara
Sentuhan yang Membara
Ketegangan semakin terasa. Aditya, dengan lembut, menyentuh wajah Dinda. “Boleh aku?” tanyanya, suara yang hampir berbisik. Dinda hanya mengangguk pelan, memberikan izin tanpa ragu. Bibir mereka akhirnya bertemu dalam sebuah ciuman yang lembut namun penuh gairah.
Suasana yang semula dingin dan hening kini berubah menjadi hangat dan penuh gairah. Tangan Aditya bergerak lembut, menyentuh bahu Dinda, menariknya lebih dekat. Dinda merasakan getaran yang tak bisa ia jelaskan. Setiap sentuhan, setiap ciuman, terasa begitu nyata dan mendalam.
Mereka perlahan pindah dari sofa menuju lantai berkarpet tebal, di mana kehangatan mereka semakin terasa. Aditya membelai rambut Dinda dengan lembut, membisikkan kata-kata manis yang membuat pipinya merona. “Kamu cantik sekali malam ini,” bisiknya.
Dinda memeluk Aditya lebih erat, seolah ingin menghilangkan jarak di antara mereka. Suasana semakin panas, napas mereka semakin cepat. Mereka saling berpelukan, menciptakan ikatan yang lebih dari sekadar fisik.
Puncak Keintiman dan Emosi
Malam itu bukan hanya soal gairah fisik, tetapi juga tentang kedekatan emosional yang sangat mendalam. Setiap ciuman, setiap pelukan, seolah membawa mereka menuju dunia yang hanya mereka berdua yang mengerti. Dinda merasakan dirinya tenggelam dalam perasaan yang belum pernah ia alami sebelumnya. Ia merasa aman, dilindungi, dan dicintai.
“Ini bukan hanya soal tubuh,” kata Aditya dengan lembut di telinga Dinda. “Ini tentang kita, tentang apa yang kita rasakan.” Dinda tersenyum, merasakan kedalaman cinta yang begitu kuat. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam dalam keintiman yang penuh gairah, cinta, dan kedekatan yang semakin mendalam.
Jangan Lewatkan: Medium – Tempat Menemukan Cerita yang Menginspirasi
Janji di Bawah Cahaya Pagi
Ketika fajar mulai menyingsing, Dinda dan Aditya masih terjaga, saling berpelukan di sofa yang nyaman. Cahaya matahari yang perlahan menyinari ruangan semakin menambah kehangatan di antara mereka.
“Aku ingin kita selalu seperti ini,” bisik Dinda, matanya berbinar penuh harap.
Aditya menggenggam tangan Dinda dengan erat. “Aku juga,” jawabnya dengan penuh keyakinan.
Di bawah sinar pagi yang lembut, mereka berjanji untuk menjaga hubungan ini, untuk tidak membiarkan jarak atau keraguan menghalangi cinta mereka. Kehangatan malam itu menjadi kenangan indah yang akan mereka bawa menuju hari-hari yang akan datang.